Selasa, 06 Desember 2011

Bahaya Notebook Panas

        Notebook dan perangkat lainnya menjadi panas saat digunakan. Pada batas tertentu, emisi panasnya dapat membahayakan Anda. Berbekal pengukur termal canggih, CHIP melakukan eksaminasi dan mengungkap perangkat mana saja yang tergolong boros energi.
Kata “panas” biasanya berkonotasi negatif bila diperbincangkan di dunia TI. Hal ini memang ber­alasan karena setiap perangkat TI biasanya menjadi panas saat digunakan (dioperasikan). Baik produsen atau konsumen tidak ada yang meng­inginkan perangkat menjadi panas karena ini pertanda adanya energi yang terbuang percuma. Tidak tertutup kemungkinan, produk tersebut juga tidak memenuhi standar sehingga dapat membahayakan Anda.
Dalam tulisan ini Anda dapat mengetahui, kapankah suhu tinggi berbahaya bagi perangkat dan pengguna. Anda pun dapat me­nge­tahui perangkat dan produsen mana yang terutama bermasalah de­ngan panas, walaupun produknya sendiri belum berbahaya bagi Anda. Efek panas bisa membawa dua kerugian sekaligus. Pertama, dapat merusak perangkat itu sendiri dan kedua, merugikan Anda karena pemborosan ener­gi dari listrik, yang berakibat tagihan listrik Anda akan naik.
MacBook Pro: menggangu tingkat kesuburan pria
Mulai Ismail adalah seorang Sultan di Maroko abad ke-18 dengan rekor dunia memiliki anak hingga 888. Kini, semakin banyak ditemui pria yang sukar mendapatkan keturunan (anak). Kurangnya ke­mampuan pria untuk membuahi atau istilah kerennya potentia generandi karena konsumsi obat-obatan, alkohol, dan nikotin yang berlebihan tentu sudah banyak yang mengetahuinya. Namun, mungkin sedikit yang mengetahui bila penyebabnya adalah notebook.
Dari hasil penelitian ilmuwan State University of New York (SUNY) diketahui bahwa notebook pada pangkuan berperan besar dalam peningkatan suhu testis. Menurut Dr. Yefim Sheynkin (Urolog dan Ketua Jurusan SUNY), “Notebook yang mencapai suhu internal hingga di atas 70 °C dan sering ditempatkan dekat testis bisa membawa dampak buruk berganda. Selain suhu tinggi, pengguna biasanya juga duduk dengan paha dirapatkan untuk menopang notebook, sehingga testis pun terjepit di antara paha. Bila hal ini berlangsung lama bisa mempengaruhi ke­mampuan reproduksinya.


Untuk membuktikan hal tersebut,  CHIP menggunakan sebuah thermal camera profesional berpresisi tinggi dalam mengukur suhu. Produk pertama yang menjadi “tertuduh” adalah Apple MacBook Pro. CHIP menjalankan beberapa program standar dan berselancar sejenak di Internet. Tujuannya agar semirip mungkin dengan aktivitas normal pengguna setiap harinya. Setelah 10 menit, area panas (hotspot) pertama pada permukaan casing menunjukkan suhu di atas 40 °C.
CHIP kemudian mengamati pengguna yang sedang menggunakan (memangku) notebook Apple tersebut di pahanya (memakai celana jeans) untuk melihat video di YouTube dan mengedit beberapa dokumen Office. Foto thermal (lihat gambar di halaman berikutnya) menunjukkan bahwa celana jeans-nya menjadi panas dan menyetuh suhu di atas 40 °C. Kondisi suhu tinggi ini bukan saja berarti potentia generandi-nya terancam, tetapi juga bisa menyebabkan luka bakar tingkat ringan hingga sedang pada bagian paha.

ARTI WARNA
Dalam skala ini setiap suhu (dalam satuan derajat Celcius) memiliki warna tersendiri. Dengan demikian Anda dapat mengetahui  bagian terpanas dalam setiap foto.
Saat penggunaan MacBook Pro secara intensif, area panas pada keyboard di kiri bawah dan di atas keyboard dekat layar bisa mencapai lebih dari 60 °C. Di sini, luka bakar pada tangan dan lengan bawah kemungkinan besar terjadi bila notebook digunakan selama berjam-jam. Pertanyaannya, mengapa banyak pengguna “pasrah” saja dengan ancaman panas semacam itu? Sebuah analogi sederhana mungkin bisa menjelaskannya. Seekor katak akan duduk tenang saja di dalam sebuah gelas kaca yang dipanasi perlahan. Namun, bila gelas tersebut ditempatkan dalam air panas, ia langsung melompat keluar. Ini berarti, seperti halnya katak, manusia pun mentolerir peningkatan panas secara perlahan hingga di atas batas aman. Sebuah kasus menarik pernah terjadi di Swedia tahun 2002. Seorang ilmuwan bisa mengalami luka bakar berat pada organ vitalnya setelah satu jam bekerja dengan notebook yang dipangkunya. Panas dari notebook rupanya bisa menembus celana dan celana dalamnya.
MacBook Pro tidak sendirian. Banyak notebook lain pun bisa menjadi sangat panas dan membahayakan. Ini terutama dijumpai pada jenis notebook gaming yang berpotensi membuat pria mandul. Prosesor dan graphics card high-end de­ngan performa tinggi pada notebook tersebut dianggap sebagai salah satu pe­nyumbang panas terbesar.
INFO
Akibat dari Luka Bakar
Kulit yang memerah bisa menjadi pertanda luka bakar. Akibatnya akan lebih buruk jika Anda terkena efek panas tersebut pada jangka waktu yang lama.
Pada perangkat IT memang tidak ada api yang berkobar. Namun bidang dan udara panas juga dapat berbahaya.
kategori DAN gejala
Rusaknya jaringan akibat efek panas yang berlebihan disebut luka bakar (combustio). Para ahli kedokteran membedakannya da­lam empat tingkatan luka bakar. Dalam dunia TI biasanya terjadi kasus luka bakar dengan dua tingkatan pertama.

Tingkat 1:
Gejalanya adalah kemerahan dan pembengkakan ringan pada kulit, serta rasa perih. Yang terkena hanya epidermis (lapisan terluar). Pemulihan total bisa dilakukan.
Tingkat 2: Gejalanya adalah pembentukan gelembung dan rasa sakit yang cukup intens. Selain epidermis juga dermis (kulit dalam) terkena. Pemulihan total bisa dilakukan, tetapi untuk kasus luka berat akan tersisa bekas luka.

PERTOLONGAN PERTAMA

Anda disarankan untuk melakukan pendi­nginan langsung pada bagian luka. Yang terbaik adalah dengan membasuhnya pada air dingin yang mengalir.
Pencegahan: perlindungan diri terhadap panas notebook
Kurang subur dan luka bakar tentu tidak diinginkan setiap orang. Kasus luka bakar ringan biasa dapat pulih dengan cepat, seperti halnya ilmuwan Swedia yang telah pulih tanpa bantuan antibiotik. Para pakar sepakat, efek panas selama beberapa bulan pada testis pria bisa saja menyebabkan kemandulan. Sperma sendiri diketahui bu­tuh waktu sekitar 2 bulan untuk da­pat melakukan regenerasi.
Meskipun demikian, Anda wajib melindungi diri dari ancaman luka fisik yang ditimbulkannya. Keliru besar bila Anda menganggap kasus yang terjadi tidak mungkin menimpa Anda. Dari hasil pengamatan CHIP, ditemukan fakta bah­wa terdapat puluhan notebook berlayar 14 hingga 15,4 inci di pasaran yang dapat menimbulkan panas hingga bersuhu 40 °C.
Langkah proteksi termudah yang dapat Anda lakukan adalah selalu mengoperasikan perangkat di atas sebuah alas. Paling aman adalah di atas meja, tetapi bila di perjalanan pakai saja tas atau yang stabil sebagai alasnya. Solusi yang lebih baik ditawarkan Gigabyte lewat produknya G-Pad. Alas aluminium yang dapat dibuka tersebut memiliki manfaat ganda. Selain melindungi paha pengguna dari terpaan panas, juga membantu menyingkirkan panas lebih cepat, sehingga sistem lebih dingin dan stabil.
Power Supply dengan Steker: produsen yang diuntungkan

Perangkat yang sangat panas bukan hanya bahaya bagi tubuh dan kesuburan, tetapi juga memboroskan energi yang artinya memboroskan uang Anda. Biasanya produsen PC atau notebook menawarkan solusinya melalui teknologi yang lebih efisien dalam pemakaian energi, misalnya pada prosesor dan chip graphics. Langkah ini akan lebih baik daripada harus membuat sistem “pe­ngusir” panas yang bisa berpegaruh negatif pada citra produk.
Situasi berbeda dijumpai pada wall power supply (adaptor) yang dipakai untuk menghidupkan banyak perangkat IT kecil dan sering kali juga berperan menyedot listrik. Bagi kebanyakan produsen permasalahan power supply semacam itu adalah biaya! Perbedaannya sangat besar, apakah mereka menggunakan power supply seharga US$ 1 (tipe  trafo) atau US$ 3 dollar (tipe saklar) untuk melengkapi perangkat. Bagi pengguna, selisih kedua power supply bukan hanya US$ 2, melainkan US$ 15! Biaya US$ 15 ini harus Anda bayar ke PLN melalui tagihan listrik. Ini bukan untuk energi yang dibutuhkan power supply, melainkan hanya selisihnya dengan power supply tipe saklar. Router, Access Point atau apa saja yang Anda gu­nakan memang membutuhkan listrik. Power supply tipe saklar memiliki efisiensi yang jauh lebih tinggi (sering di atas 90%) dibanding tipe trafo. Selain itu, ia pun dibuat lebih kompak dan ringan.
Perbedaan dalam foto thermal (kiri tengah pada gambar di atas) terlihat jelas. Sebuah papan stopkontak yang penuh dengan power supply tipe steker menampilkan sebuah celah warna di tempat satu-satunya power supply tipe saklar. Suhu maksimal lainnya sekitar 55 °C.

by Mardiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar