Selasa, 06 Desember 2011

Cerpen Andai Aku Tahu ( Mardiana)

Temen-temen Mardiana ingin bebagi mengenai cerpen yang amat sederhana.


Air mata bercucuran keluar dari mata gadis cantik bernama Tania. Ini semua berawal dari penyesalannya satu bulan lalu. “he” helaan napas terdengar sangat panjang.“Mengapa dia tidak seperti dulu lagi, apakah salahku ? bukankah dulu dia sangat baik, perhatian tapi kali ini jangankan menyapa tersenyum pun tidak” kata tania dalam hati. Tiba-tiba ada suara yang mengejutkan “ hus ngelamun saja kamu ini, lagi mikirin aku yang imut dan cantik ini ya“. Suara nyaring Alia, sahabat dekat Tania yang kebetulan satu jurusan dengannya menggangu lamunannya. “hahaha” tawa kecil keluar dari mulut Tania. “jadi ada apa nich ngelamun saja seperti orang yang tidak ada tujuan hidup “. ”tidak aku hanya bingung, kenapa ya Daniel berubah ?”. “Berubah bagaimana ?, aku lihat dia masih sama saja, ganteng, imut, dan mempesona“ canda Alia sambil menggoda. “bukan,bukan itu maksud ku, Alia ini membuat ku tambah sedih “.
          Tiba-tiba Daniel lewat didepan hadapan mereka berdua. “jadi maksudnya a…..” kata Alia terputus. “Daniel kenapa sich kamu begini, jelaskan apa salahku dan apa maumu ?” tanya tania yang ditujukan ke Daniel membuat Alia tidak menyelesaikan pertanyaannya. Tetapi Daniel tidak menanggapi pertanyaan Tania. “Puk” Tania terduduk kaku dibangku panjang di taman kampus mereka.“tan kamu baik-baik sajakan, mungkin saja Daniel lagi sakit tenggorokan sehingga ia sulit berbicara dari pada dia berbicara dengan suara yang lucu nanti kamu malah menertawai dia” Alia mencoba menghibur Tania tetapi Tania tetap terdiam kaku dan menangis. Alia pun ikut terdiam dia hanya bisa melihati Tania yang terus menangis.
          Tiba-tiba tania berlari menuju ke ruangan tempat Daniel berada dan Alia mengikutinya. “Daniel kita putus !, bukankah ini yang kamu inginkan, aku benci,benci,benci kamu selama-lamanya sampai kamu atau aku matipun kamu tidak akan ku maafkan”. Kata-kata yang pedas keluar dari mulut Tania tepat dihadapan Daniel dan teman-temannya, tetapi daniel tetap diam.
          Keesokan harinya Daniel tidak masuk kuliah tetapi Tania tidak peduli karena hatinya sudah terlalu sakit. Tidak terasa waktu telah satu bulan setelah kejadian pertengkaran Tania dan Daniel tetapi Daniel belum juga masuk kuliah. Hati tania masih sakit tetapi ia masih menghawatirkan keadaan Daniel yang dari awal tidak ada khabarnya sehingga Tania menanyakan Daniel kepada teman-teman Daniel, namun tidak satupun yang mengetahui.  
          Ketika Tania duduk di kursi taman kampus, ada seorang gadis muda yang masih lebih muda dari Tania menghampirinya. “Maaf, apakah kamu yang bernama Tania ?”“Ya, aku Tania ada apa ya ?” tanya tania kepada gadis itu.“ini ada surat untukmu !”. belum sempat Tania bertanya dari mana surat itu berasal, gadis itu langsung berlari. Dengan tidak sabar, Tania membuka surat itu dan langsung membacanya. Air mata Tania menitik karena haru. Sejak huruf pertamanya, Tania sudah tahu siapa yang mengirim surat itu. Ternyata surat itu berisi tulisan berupa puisi.
          Andai engkau tahu…….
          Hatiku hanya milikmu
          Tapi takdir tidak membenarkan kataku
Andai engkau tahu…..
Waktu ku tidaklah 24 jam seperti yang ada
Tapi aku tidak bisa memprotesnya
Ini hanya bagian dari cintaku
          Andai engkau tahu……
          Air mataku telah habis menangis sendirian
          Kataku terpendam sesak di hatiku
          Agar kau merasa ku tak pantas untukmu
Andai engkau tahu……
Secarik kertas ini untuk menjawab kegundahan hatimu
Sebait puisi ini untuk alasan ku pergi dan tak kembali
          Andai engkau tahu….
          Puisi ini kutulis ketika awal cinta kita bersemi
          Puisi ini kau baca ketika ku damai di alam sana dengan semua
          Kenangan yang tertinggal
         

          Air mata bercucuran dari mata Tania diiringi dering handphonenya. “hakhaha” kata Tania dengan terhendak-hendak karena sedang menangis.“halo, Tania aku dengar katanya keluarga Daniel pindah danDaniel terkena sakit parah sehingga ia meninggal tetapi mengapa kita tidak di khabari ya ? “. “Puk” handphone jatuh. 

temen-temen cerita ini bersambung loh kalau mau di lanjuti makanya kunjungi terus blog ini dan beri komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar